Thursday, December 13, 2007

Monday, December 10, 2007

Puisi: Sahabatku yang Hilang

Oleh: Muhammad Fazrie *)


Dahulu semenjak ia bersamaku
Kami memecahkan masalah bersama
Di saat ku sedih ia yang menghiburku
Di saat ku takut ia yang meyakinkanku

Kini ia telah tiada
Sangat terasa…baru kemarin kita bermain
Tiada tanda dan isyarat
Bahwa engkau akan pergi untuk selamanya

Percayalah kau sahabatku
Persahabatan kita tiada duanya
Ku sayang kau sahabat
Kau bagai saudaraku

Hatiku sedang sedih
Tolonglah aku
Ku perlukanmu sahabat
Tuk temani aku


*) Pustakawan Cilik, Pelajar MTs

Wednesday, November 14, 2007

Belajar Mengelola Perpustakaan


Belajar mengelola sebuah perpustakaan, itulah yang dilakukan anak-anak di lingkungan Gang Karya Bakti, Jakarta Timur. Mereka mendirikan sebuah perpustakaan sederhana atau masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama taman bacaan. Para pustakawan itu umumnya masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

Rumah Baca Kuartet (RBK), begitulah nama perpustakaan tersebut. Bertempat di sebuah halaman rumah milik Keluarga Edi Dimyati, sang pendiri. Lokasinya berada di Jalan Taruna Jaya, RT 002 RW 05 , Kelurahan Cibubur. Setiap hari sekitar 10-20 pengunjung datang membaca ratusan buku atau majalah. Koleksi yang tersedia umumnya adalah buku ilmu pengetahuan, majalah, komik, dan sebagainya.

Ahmad Saiku, seorang pustakawan cilik yang sejak dua tahun lalu ikut menjadi pengurus RBK menuturkan, ia bersama beberapa temannya menjaga perpustakaan sepulang sekolah. Kegiatan rutinnya menjaga kebersihan ruang baca. Tugas para pengurus juga membantu mencatat judul buku yang dipinjam oleh anggota.

"Setiap buku yang ingin dibawa pulang harus dicatat. Kalau tidak mengembalikan, pengurus akan mengambilnya ke rumah," kata Ahmad yang juga siswa kelas V SD 13 Petang Cibubur itu.
Jangka waktu pinjaman maksimal tiga hari. Hanya dibatasi 4 buah buku saja bila ingin dibaca di rumah. Tak sepeser pun dana yang dikeluarkan alias gratis, bila ingin meminjam. Ahmad menuturkan, bahwa perpustakaan buka setiap hari dari pukul 09.00 WIB sampai malam hari.
Menurutnya, menjadi anggota perpustakaan sangat penting bagi pelajar. "Dengan banyak membaca kita dapat ilmu.Apalagi di perpustakaan banyak pengetahuan yang tidak didapat dari guru di sekolah," ujar Ahmad.

Ia menambahkan, dengan aktif di taman bacaan bisa mendapat banyak teman dan menjadi lebih gaul. Hal senada juga diakui Lukman Hadiwijaya (14), seorang pengurus RBK yang lain. Lukman mengatakan, umumnya RBK ramai pada hari Sabtu dan Minggu. "Kalau malam minggu bisa tutup sampai jam sembilan malam," kata siswa kelas 2 SMP 233, Cibubur ,Jakarta Timur itu.

Banyak aktivitas yang dilakukan pengurus bersama para anggota. "Pada malam minggu sering diadakan nonton film bersama. Setelah selesai, dijadikan bahan diskusi," ungkapnya.
Perpustakaan yang didirikan 6 Agustus 2005 itu, juga aktif melakukan kegiatan kreatif. Acaranya dipusatkan pada setiap akhir pekan dan masa liburan. "Ada latihan teater, les gitar dan menyanyi," ungkap Ahmad.

Selain itu, lanjutnya, pada waktu liburan sekolah ada program jalan-jalan ke tempat wisata. Beberapa lokasi yang pernah dikunjungi adalah Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan dan sejumlah museum di Jakarta.
Di Bandung Lain halnya yang dilakukan oleh pengurus Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Arjasari, Bandung. Mereka punya program yang tergolong inovatif. Sistem pengelolaannya sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat relawan. Bedanya para pengurusnya adalah orang dewasa. Namun pengunjungnya sebagian besar adalah anak-anak.

Andi Mangku Puspita (40) misalnya, ia berprofesi sebagai pengusaha pemotongan ayam. Namun di sela-sela waktunya, dia aktif menjadi pengurus TBM- Arjasari yang berlokasi di Perumahan Kota Baru Arjasari Blok A 21, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Andi sepulang bekerja ia mengabdikan diri di taman bacaan. "Datang jam sepuluh pagi hingga sore hari," ujarnya, sambil menambahkan bahwa dirinya mencari nafkah pada malam hari.

Dalam menggalang minat baca pada masyarakat, Perpustakaan Arjasari punya kiat yang seru. "Kita keliling kampung menggelar acara topeng monyet," ungkap Andy, yang bertugas di bidang kreativitas. Menurutnya, atraksi topeng monyet dilakukan untuk mendatangkan massa. Setelah itu, digelar buku-buku bacaan di sekitar lokasi permainan. Tujuannya agar masyarakat yang menonton tertarik untuk membaca. "Di sela- sela acara disisipkan pesan untuk peduli pada budaya membaca," kata Andy, bapak beranak satu itu.

Seperti perpustakan di tengah pemukiman warga pada umumnya, waktu buka juga dilakukan setiap hari. Hari Sabtu dan Minggu serta hari libur adalah saat yang ramai. Pengunjung yang hadir bisa mencapai 200 orang.

"Tidak hanya anak-anak dan remaja yang datang, tapi juga para orang tua. Umumnya ibu-ibu membaca majalah wanita dan buku resep makanan, " ungkap Andy.

Karena sistem pengelolaan yang melibatkan masyarakat, TBM-Arjasari pernah menggondol Juara Pertama Lomba Perpustakaan Masyarakat Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2006. Uniknya lagi, perpustakaan tersebut mempunyai jam buka yang tidak terbatas. "Selama 24 jam kami selalu terbuka dan siap melayani. Banyak bapak-bapak suka datang untuk membaca buku pada malam hari," tambahnya. [Bambang Parlupi]

Sumber: SUARA PEMBARUAN

Thursday, November 08, 2007

Baca Buku atau Browsing?

Di tengah-tengah kesibukannya bekerja sebagai programmer televisi berlangganan, Sandar Muchlis, 24 tahun, juga disibukkan dengan tesisnya. Setiap hari, ia terbiasa mencari bahan tugas kuliah dan tesis di internet. Meski lebih banyak menggunakannya untuk chatting (mengobrol) di layanan pesan singkat, namun sejak SMA Sandar sudah menyadari manfaat internet sebagai sumber informasi.
"Browsing di internet lebih gampang karena google mencari apa yang saya mau. Memang tidak mendalam. Makanya saya lengkapi dengan membaca buku-buku teks," kata Sandar yang juga mahasiswa pascasarjana Universitas Bina Nusantara jurusan strategic marketing.

Manfaat internet sebagai alternatif sumber informasi sangat dipahami Emi Agustia, 24 tahun, mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia jurursan Manajemen Komunikasi. Setiap membuat tugas, Emi selalu memanfaatkan internet untuk mencari bahan-bahan. "Di internet lebih up date, apalagi tentang kasus-kasus, lebih mudah cari di sana," ujar perempuan berjilbab ini.
Emi juga mengaku perpustakaan di kampusnya cukup lengkap, utamanya buku-buku teks. Hanya saja, hanay buku tertentu yang bisa dipinjam. Untuk buku terbaru, biasanya hanya bisa dibaca di perpustakaan. "Padahal kan butuh waktu untuk membacanya, apalagi kalau masih dalam Bahasa Inggris. Biar gampang, lihat saja judul dan daftar isinya, nanti dilengkapi di internet," papar Emi.

Menurut Gunawan, 28 tahun, pustakawan di Alliance Geotech, tak semua mahasiswa yang datang ke perpustakaan bertujuan membaca atau mencari bahan tugas. Sebelum di tempat sekarang, Gunawan pernah bekerja di perpustakaan Universitas Paramadina. "Karena ada beberapa komputer yang sudah online, mahasiswa datang ke perpustakaan untuk browsing atau nge-print tugas," katanya.

Umumnya, lanjut Gunawan, kebiasaan meminjam buku teks ditentukan oleh jurusan mahasiswa yang bersangkutan. Semakin banyak bersentuhan dengan teori, semakin aktif mahasiswanya meminjam buku. Sebagai contoh, mahasiswa jurusan filsafat lebih aktif membaca dan meminjam buku dibanding mahasiswa jurusan komunikasi.

Menurut pengamatan Jumala, 24 tahun, pustakawan Joseph Wibowo Center (JWC) Universitas
Bina Nusantara, mahasiswa S1 lebih senang membaca majalah daripada buku teks. Sedang mahasiswa S2 seringnya mengerjakan tesis, tugas, ataupun baca buku teks.

Fasilitas yang ada di JWC sebenarnya cukup nyaman, ruangannya berukuran 22x13 meter, dilengkapi sofa yang empuk, penyejuk ruangan, dan pemandangan ke arah pusat perbelanjaan. "Jumlah mahasiswa yang datang ke perpustakaan termasuk banyak. Tapi yang menimjam buku paling hanya separuhnya," ujar Jumala yang akrab disapa Lala.

Gunawan mengatakan, seharusnya bahan di buku teks dan internet bisa saling melengkapi. "Tergantung mahasiswanya melek informasi atau tidak. Mereka bisa saja mencari judul-judul buku di internet, tapi karena tak bisa ditampilkan, ya carilah diperpustakaan. Begitu juga sebaliknya." (Ika Karlina Idris)
Sumber: Jurnal Nasional/Rabu, 07 Nov 2007

Thursday, November 01, 2007

Keberaksaraan: Pustakawan Bukan Sekadar Penjaga Buku

Jakarta, kompas - Perpustakaan telah berkembang konsepnya tak lagi sekadar merupakan rak dengan jajaran buku, melainkan sebagai resources center atau sumber daya informasi. Karena itu, tenaga pustakawan juga harus semakin kompeten, bukan sekadar penjaga buku. Fuad Gani, Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI), mengatakan, Senin (22/10) di Jakarta, seiring dengan disahkannya undang-undang tentang perpustakaan baru-baru ini yang bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan, pustakawan semakin dibutuhkan, terutama untuk perpustakaan publik dan sekolah.

Untuk mengembangkan kemampuan masyarakat maupun pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan sebagai sumber daya informasi, departemen ini memiliki center for information studies. Lembaga ini merupakan bagian dari unit ventura untuk jasa pelayanan masyarakat. Pihak UI sering bekerja sama dengan berbagai lembaga lain untuk memberikan pelayanan pelatihan perpustakaan kepada masyarakat.

Dalam perkembangan dewasa ini, para pustakawan pun dibutuhkan keluarga-keluarga. Tumbuhnya minat pribadi atau keluarga menghadirkan perpustakaan di rumah membuka peluang bagi para pustakawan ini untuk melayani dan mengedukasi masyarakat guna memanfaatkan perpustakaan yang sederhana.

"Mereka yang punya perpustakaan di rumah terkadang tidak mengerti bagaimana mengelola perpustakaan yang bisa memudahkan mereka untuk memanfaatkan koleksi yang ada. Pemilik ada yang merasa butuh bantuan ahli sehingga buku-buku bisa mudah dicari saat dibutuhkan," ujar Edi Dimyati, pustakawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta yang sering diminta mengelola perpustakaan keluarga. Gunawan, pustakawan lainnya, mengatakan, pengelolaan perpustakaan di rumah biasanya dilakukan dengan sederhana. Koleksi buku yang ada dikategorikan sesuai subyeknya. (ELN/INE)
Sumber: Kompas/Kamis, 25 Oktober 2007

Tuesday, October 23, 2007

Kotak Ajaib, Puzzle dan Papan Nama

Gambar. 1




Gambar. 2




Gambar. 3



Gambar. 4



Gambar. 5




Gambar. 6




Gambar. 7



· 21 Oktober 2007, Pukul 15.30-18.00WIB

‘Kotak Ajaib, Puzzle dan Papan Nama’

Ada games baru di Rumah Baca KuarteT. Sebuah Kotak aneh yang didalamnya ada sebuah benda yang terbuat dari logam tembaga. Bukan sembarang kotak, ini adalah permaianan asah otak yang cukup menguras pikiran. Yang jago matematika, dijamin bisa mengeluarkan benda dari kotak itu. Banyak yang ingin mencoba kotak ajaib itu. Dan banyak pula yang gagal serta putus asa. Yang berhasil tentu akan mendapatkan hadiah dari rumah baca. Ternyata ada juga satu anak yang bisa memecahkan misteri kotak ini. Itu pun memerlukan cukup waktu yang sangat lama (sekitar 2 Jam).

Bersamaan dengan itu anak-anak yang lain secara berkelompok mencoba menyusun puzzle kebudayaan dengan seksama. Sangat sederhana, tapi puzzle khusus ini ternyata cukup rumit juga untuk diselesaikan oleh anak anak SD. Asik bisa bermain sambil berkenalan dengan kebudayaan BALI.

Di Luar rumah baca, temen-temen ada juga yang sibuk membuat plang papan nama. Setelah jadi, tiang bertajuk Perpustakaan Pemukiman itu di tancapkan. 3 aktivitas, 3 kesenangan dan 3 manfaat. Sampai ketemu minggu depan di aktivitas selanjutnya.

Saturday, October 20, 2007

Tur Ke TMII – Beberapa Musem & Taman

Gambar. 1



Gambar. 2


Gambar. 3


Gambar. 4



Gambar 5


26 Agustus 2007, Pukul 09.30-17.00 WIB

‘Tur Ke TMII – Beberapa Musem & Taman’
Wajib hukumnya mengajak adik-adik Rumah Baca untuk melihat dunia luar, Seperti pergi ke musem atau tempat-tempat edukasi lainnya setiap bulan. Kali ini kita pergi ke TMII = Taman Mini Indosenia Indah untuk mengunjungi beberapa museum dan taman. Peserta 12 orang (1 orang pelajar STM, 8 Orang pelajar SMP dan 3 orang pelajar SD) plus 3 pengasuh. Total dari rumah baca yang tur berjumlah 15 orang.

Agenda yang pertama adalah berkunjung ke Taman Apotik Hidup (Herbs Medicinal Garden). Wah…banyak tumbuh-tumbuhan yang asing buat kita. Tapi ada juga beberapa yang dapat kita temui di pekarangan rumah. Dari sana banyak manfaat yang kita dapat. Selain mengenal nama dan bentuk tumbuhannya, kita juga dapat informasi manfaat tanaman tersebut. Dari sana kita juga baru tahu bahwa Nangka itu ternyata bisa buat obat demam. Asri dan menyejukan untuk suasana seperti yang kita lihat di taman ini. Di sebelah taman apotik Hidup ada Taman Kaktus (Cactus Garden). Taman yang diresmikan oleh Mantan Presiden RI Soeharto , pada tanggal 20 April 1980 itu cukup unik. Jarang-jarang kita bisa melihat tanaman penuh duri itu dalam jumlah yang banyak. Kebanyakan tanaman kaktusnya berasal dari Amerika.

Perjalanan masih panjang. Rasa keinginantahuan anak-anak semakin tinggi. Bertanya dan mencari tahu sesuatu yang aneh di sekitarnya. Setelah meneliti flora-flora, kita kepingin tahu juga soal faunanya. Lets Go! Kita menuju Museum Komodo dan Taman Reptilia. Pertama kali masuk berkesan menegangkan, karena di sana banyak binatang reptil yang nota bene menyeramkan. Tapi hal itu nggak berlanjut, justru rasa senang yang mampir. Ular, buaya, kura-kura, kadal dan binatang reptil lainnya ada disana. Wah…pengalaman yang sangat berkesan. Terlebih ada satu ular yang boleh di sentuh oleh pengunjung.

Hari menjelang siang. Kita makan siang bersama di anjungan Sulawesi Selatan. Kemudian Shalat di mushola yang ada di anjungan Nusa Tenggara Barat. Setelah Istirahat selama 1 Jam kita mengakhirinya dengan berkunjung ke Museum Keprajuritan dan menikmati pagelaran kebudayaan rakyat di lapangan dekat gerbang Utama Taman Mini.

Alhamdulillah, Perjalanan kita hari ini walaupun melelahkan namun cukup fun dan bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan.

Monday, September 24, 2007

Jalan Panjang Mendidik Bangsa

Sarana Pendukung di Luar Sekolah,


Rumah Baca KuarteT

Didirikan oleh 4 Orang dibantu 2 sahabat pada tahun 6 agustus 2005 di lokasi outdoor daerah Cibubur. Salah satu pendirinya adalah Edi Dimyati. Edi mengatakan bahwa rumah baca anak ini memiliki 4 misi, yaitu dijadikan sebagai tempat integrasi dari segala kalangan untuk berinteraksi, pusat informasi sebagai tumpuan untuk bertanya, tempat berkreasi untuk menumpahkan segala karya, misalnya gambar dan mewarnai apapun yang berhubungan dengan buku dan seni, serta menjadi tempat rekreasi. Intinya, bermain sambil belajar. Edi dan temannya melihat kendala yang dihadapi para penggemar baca. Sebagian besar disebabkan oleh harga buku yang mahal.

Buku-buku yang dipinjamkan gratis, karena konsep Rumah Baca uarteT adalah nonkomersil. Para peminjam buku dapat membaca di tempat ataupun dibawa pulang. Setiap minggu di tempat ini diadakan acara games dan ajang bagi-bagi hadiah. “Terakhir kami mengikuti Pameran WORLD BOOK DAY yang diselenggarakan oleh Depdiknas”, jelas Edi. Rumah Baca KuarteT juga sering mengadakan acara aktivitas keluar, misalnya ke museum atau berkunjung ke komunitas-komunitas baca lainnya.

Disediakan juga berbagai permainan dan education games, seperti congklak dan puzzle. Jika tertarik untuk memberi sumbangan buku, langsung saja hubungi Edi di 0819-32105496. (Ari Anastasia CHR/Her World)
















Gambar 1















Gambar 2

Sumber: Majalah HER WORLD, edisi Juni 2007

Tuesday, September 18, 2007

Belajar Mewarnai

Gambar 1

Gambar 2


Gambar 3

11 Maret 2007, Pukul 15.30-17.30 WIB
‘Belajar Mewarnai’

Rutin diadakan di Rumah Baca. Kali ini, adik-adik yang duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 1-3 mencoba mewarnai gambar-gambar yang didapat dari internet. Alat gambar kalau sebelumnya menggunakan crayon, sekarang kita mencoba menggunakan pensil warna. Cukup bersemangat, selepas shalat Ashar kita berkumpul bersama, belajar dan menuangkan seni berkarya lewat warna. Kang Edi dan kang gunawan membimbingnya dibantu temen-temen yang masih SMP sampai menjelang Magrib.

Sebelum Show

Nonton bareng VCD perjalanan Rumah Baca KuarteT


Gambar 1

Gambar 2


Gambar 3


3 Maret 2007, Pukul 19.30 – 21.30 WIB
Antusiasme anak-anak dan remajanya tak terduga. Memang sebelumnya permintaan untuk mengenal lebih dekat perihal keberadaan Rumah Baca cukup banyak. Akhirnya kita memutuskan untuk membuatkan film perjalanan Rumah Baca KuarteT semenjak persiapan berdiri sampai terbentuk. Kemudian hasil Filmnya-pun diputar. Dari sana adik-adik dapat mengenal lebih jauh fungsi dan manfaat Rumah Baca, serta bentuk kegiatan apa aja yang akan dilakukan di sini. Disamping itu, dalam acara ini dijadikan ajang perkenalan kakak-kakaknya. Biar lebih mengenal lagi. Acara diakhiri dengan kuis yang berhubungan dengan video yang diputar tadi.